Selasa, 01 Juli 2014

Permasalahan Pendidikan di tingkat Makro dan Mikro

Adapun yang dimaksud dengan permasalahan pendidikan adalah, permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan. Permasalahan pendidikan tersebut menurut Burlian Somad secara garis besar meliputi hal sebagai berikut : Adanya ketidak jelasan tujuan pendidikan, ketidak serasian kurikulum, ketiadaan tenaga pendidik yang tepat dan cakap, adanya pengukuran yang salah ukur serta terjadi kekaburan terhadap landasan tingkat-tingkat pendidikan.
Karena manajemen pendidikan berkait dengan penataan pendidikan, maka berdasar levelnya manajemen pendidikan itu dapat dikategorikan menjadi: (1) manajemen pendidikan makro (level nasional), (2) manajemen pendidikan messo (level regional/wilayah), (3) manajemen pendidikan mikro ( level lokal dan institusional/ lembaga)

1.Permasalahan pendidikan di tingkat Makro
            Kendala peningkatan mutu pendidikan ini disebabkan karena pemberian peranan yang kurang proporsional terhadap sekolah, kurang memadainya perencanaan, pelaksanaan, dan ketidaksesuaian pengelolaan sistem kurikulum, lingkungan kerja yang tidak kondusif, tidak cukupnya jam pelajaran, kurangnya sumber daya, dan pengadaan staf, serta tidak merata secara nasional.
Selain itu juga permasalahan pendidikakn di tingkat Mikro antara lain :
a.       Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yg diharapkan.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tdk adanya tujuan pendidikan yg jelas sblm kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

b.      Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.

c.       Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Beberapa masalah secara khusus yg menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

d.      Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yg gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tdk lengkap. Sementara laboratorium tdk standar, pemakaian teknologi informasi tdk memadai dan sebagainya.

e.       Rendahnya Kualitas Guru
 Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

f.       Rendahnya Kesejahteraan Guru
Sekarang ini masih banyak guru yang dibayar dengan upah yang kurang layak, meskipun banyak anggapan profesi guru merupakan profesi yang enak namun banyak guru di Indonesia yang masih menerima gaji yang tidak sesuai, apalagi guru honorer dan guru bantu.
Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah.
Hal ini mengakibatkan para guru tersebut menjalani profesi sampingan seperti member les pada sore hari, mengajar di sekolah lain, pedagang buku/LKS dsb.

g.      Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah
Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains.
Hasil studi The Third International Mathematic and Science Study-Repeat-TIMSS-R, 1999 (IEA, 1999) memperlihatkan bahwa, diantara 38 negara peserta, prestasi siswa SLTP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA, ke-34 untuk Matematika.

h.      Mahalnya Biaya Pendidikan
Ini adalah masalah utama di dalam sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu itu mahal, mungkin seperti itulah yang terjadi sekarang ini, biaya pendidikan dari TK sampai dengan jenjang perkuliahan dirasakan masih mahal. Banyak pelajar yang putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan yang harus mereka bayar untuk bisa mengenyam pendidikan itu. Meskipun anggaran pendidikan dari pemerintah terbilang banyak, namun masih belum bisa menyelesaikan masalah ini, bahkan progam BOS dari pemerintah masih belum bisa berjalan baik.
Solusi yang ditawarkan untuk Peningkatan Mutu Pendidikan:

1.      Pengembangan kurikulum termasuk cara penyajian pelajaran dan system study pada umumnya.
2.      Pengadaan buku-buku pelajaran pokok untuk murid serta buku pedoman guru sekolah dasar dan sekolah-sekolah lanjutan, buku-buku pelajaran kejuruan dan tehnik untuk sekolah-sekolah ayang memerlukannya dan buku-buku perpustakaan dalam berbagai bidang study pada pendidikan tinggi.
3.      Pengadaan alat-alat peraga dan alat-alat pendidikan lainnya pada sekolah dasar (SD), TK, dan SLB, laboratorium IPA dan SMP&SMA, fasilitas dan perlengkapan latihan dan praktik pada sekolah-sekolah kejuruan dan tehnik serta laboratorium untuk berbagai bidang ilmu pendidikan untuk Perguruan Tinggi.
4.      Pengadaan buku bacaan yang sehat dan bermutu melalui perpustakaan sekolah. (Departemen Pendidikan Nasional DEPDIKNAS (2002)
5.      Meningkatkan kesejahteraan guru.

2.Permasalahan pendidikan di tingkat Mikro
·         Korupsi di tingkat sekolah bukanlah suatu masalah baru bagi kebanyakan sekolah negeri. Hal ini turut andil dalam menyebabkab rendahnya mutu pendidikan dan menimbulkan semakin mahalnya biaya pendidikan
·         Jumlah murid yang tidak ideal.
·         Adanya guru yang kurang kreatif dalam menyampaikan materi
·         Banyak guru yang masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional.










DAFTAR PUSTAKA


Categories:

0 komentar:

Posting Komentar